Review Morfologi dan Arsitektur Kota Yogyakarta

06.18 / Diposting oleh blessed ! /

REVIEW MORFOLOGI DAN ARSITEKTUR KOTA JOGJA
ARTIKEL KAWASAN AGLOMERASI
PERKOTAAN YOGYAKARTA DAN TRANS JOGJA

Salah satu persoalan rumit yang dihadapi kota-kota di Indonesia pada masa kini adalah persoalan penduduk, infrastruktur dan lahan permukiman. Kota Yogyakarta telah tumbuh dan berkembang ke wilayah sekitar yang kemudian beraglomerasi membentuk apa yang disebut sebagai Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) ataupun Greater Yogya. Perkembangan kota Yogya dapat dikarenakan oleh pembangunan infrastruktur berupa koridor yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Perkembangan fisik Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) juga ditandai dengan semakin luas wilayah terbangunnya. Selain itu, mobilitas manusia serta aktivitas ekonomi masuk dan keluar dari pusat Kota Yogyakarta telah bertambah dengan terjadinya perubahan struktur pemanfaatan ruang desa-desa menjadi wilayah yang berciri kekotaan.

Perencanaan tata ruang Kota Yogyakarta telah dimulai sejak masa pemerintahan Kolonia Belanda ketika Ir. Thomas Karsten (1941) membuat perencanaan perluasan kota. Namun, perencanaan tata ruang kota tahun 1941 tersebut tidak dapat digunakan sebagai arahan pembangunan kota Yogyakarta karena perencanaan kala itu belum menyertakan muatan kebutuhan skala metropolitan. Tulisan singkat ini bermaksud akan mengemukakan segi-segi yang berkatian dengan perkembangan penduduk dan perubahan profil kota Yogyakarta. Secara singkat berikut ini akan dikemukakan segi-segi perkembangan kependudukan dan etnisitas, dan perubahan profil kota Yogyakarta yang terjadi selama periode tersebut.

Persoalan penting yang dihadapi oleh kota Yogyakarta dalam perkembangan mutakhir adalah masalah pemekaran fisik kota. Kota makin menghadapi tantangan untuk meluaskan wilayah tata ruang kota sebagai akibat dari perubahan penggunaan lahan untuk berbagai kepentingan penduduk yang semakin mendesak. Strategi pengembangan pun dilakukan dengan pengendalian pemanfaatan ruang dan pengendalian perkembangan pemukiman. Pembangunan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, sehingga pengembangan kawasan kota Yogya dapat diorientasikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan wilayah di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) sudah pada tahap memerlukan arahan dan pengendalian terkait dengan pertumbuhan fisik lahan terbangun yang terlihat pesat di lapangan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk, semakin sempit pula lahan yang tersedia. Dua faktor yang dapat menjadi penyebab perubahan penggunaan lahan tersebut adalah faktor kepadatan penduduk dan faktor kebutuhan ketersediaan fasilitas sosial ekonomi yang mendorong perubahan penggunaan lahan pertanahan kota seperti penambahan lahan untuk pemukiman, perluasan panjang jalan untuk sarana transportas, dibangunnnya tempat pendidikan, peribadatan, kesehatan, area perbelanjaan dll.

Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk dialokasikan pada daerah-daerah yang masih kosong. Pusat kota lebih dialokasikan pada pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan. Namun demikian, banyak juga area perdagangan yang memakan banyak lahan di pusat kota sehingga mengurangi nilai esteika. Perkembangan juga dapat dilihat dari segi transportasi, misal pada transportasi jalan akan dibangun jalan tol yang mengubungkan antar kota Yogya-Semarang, Yogya-Surabaya dll. Pada transportasi udara, bandara di wilayah Yogya akan dijadikan pusat penyebaran primer pada tahun 2010 dan dijadikannya Adi Sucipto sebagai bandara internasional. Dioperasikannya busway juga dapat dijadikan alternative transportasi modern yang dapat mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas.

Proses pembentukan kawasan APY dibagi menjadi 4 tahap, dimana secara umum pemusatan kawasan terletak di Kraton sebagai central area. Kraton dipilih menjadi central area karena memiliki nilai historis dan juga sebagai identitas kota Yogya yang membedakannya dengan kota-kota lain di seluruh dunia.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kota Yogyakarta mengalami perubahan-perubahan yang dinamis. Perubahan demografis dan sosial-ekonomi telah menjadi salah satu faktor penting dalam membawa dinamika perunbahan tata ruang kota Yogyakarta dari masa ke masa.

sumber :
http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=138
http://jalanasik.com/content/view/1172/31/
http://kamissore.blogspot.com/2009/06/wisata-kota-yogyakarta.html

0 komentar:

Posting Komentar